MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKA
FASE
D (KELAS VIII) SMP/MTs
MATA PELAJARAN : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
BAB 8 : MENJADI GENERASI TOLERAN
MEMBANGUN HARMONI INTERN DAN ANTAR UMAT BERAGAMA
INFORMASI UMUM |
I. IDENTITAS
MODUL
Nama Penyusun : BUDI WAHYUDI,S.Ag
Satuan
Pendidikan : SMPN 25 DEPOK
Kelas / Kelas : VIII (Delapan) -
D
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Prediksi Alokasi
Waktu :
Tahun Penyusunan : 2024 / 2025
II. KOMPETENSI
AWAL
Guru dapat menghubungkan materi toleransi dengan keseharian peserta didik
misalnya pentingnya mengembangkan sikap toleransi. Peserta didik dapat diminta
untuk menceritakan peristiwa yang pernah dialami terkait sikap toleransi pada
orang lain baik di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggal.
III. PROFIL
PELAJAR PANCASILA
Beriman, bertakwa kepada Tuhan yag maha Esa, bergotong
royong, bernalar kritis, kreatif, inovatif, mandiri, berkebhinekaan global
IV. SARANA
DAN PRASARANA
LCD Projector, Speaker aktif, Notebook, CD Pembelajaran interaktif, HP, kamera, kertas karton, spidol atau media
lain yang tersedia
V. TARGET
PESERTA DIDIK
Peserta didik reguler/tipikal: umum,
tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi ajar.
VI. MODEL
PEMBELAJARAN
Blended learning melalui model pembelajaran dengan menggunakan Project Based Learning (PBL) terintegrasi pembelajaran berdiferensiasi berbasis Social Emotional Learning (SEL).
KOMPONEN INTI |
I. TUJUAN
PEMBELAJARAN
a. Pekan pertama:
Melalui teknik student teams achievement division
(STAD), peserta didik mampu:
§ menjelaskan teori dan praktik toleransi menurut Islam
§ menerima hakikat perbedaan sebagai sunnatullah
b. Pekan kedua:
Melalui model pembelajaran berbasis masalah, peserta
didik mampu:
§ mengevaluasi praktik keberagamaan umat Islam di lingkungan masyarakat
yang majemuk
§ memiliki keragaman yang toleran.
c. Pekan ketiga:
Melalui pembelajaran berbasis produk, peserta didik
mampu:
§ membuat quote yang berisi pentingnya toleransi dalam ajaran Islam
§ memiliki sikap toleran intern maupun antar umat beragama
II. PEMAHAMAN
BERMAKNA
§ Peserta didik mengamati dan mempelajari infografis.
§ Peserta didik membaca pantun pemantik.
§ Membaca rubrik Mari Bertafakur.
III. PERTANYAAN
PEMANTIK
§ Mengapa manusia berbeda-beda?
§ Haruskah mengembangkan sikap toleran?
§ Bagaimana hargai perbedaan?
IV. KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
§
Guru membuka
pembelajaran dengan salam dan berdoa, pembacaan al-Qur’an surah/ayat pilihan, memperhatikan kesiapan peserta
didik, memeriksa kehadiran, kerapihan
pakaian, posisi, dan tempat duduk peserta
didik.
§
Guru
memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi pembelajaran,
menyampaikan cakupan materi, tujuan, dan
kegiatan yang akan dilakukan, lingkup dan teknik penilaian.
§ Mengkondisikan peserta didik untuk duduk secara berkelompok.
Kegiatan Inti (90 Menit)
§
Guru meminta
peserta didik untuk mengamati infografis. Infografis bab 8 menyajikan garis besar materi tentang Menjadi generasi
toleran membangun harmoni intern dan antar
umat beragama.
§
Guru
memberikan penjelasan tambahan apabila peserta didik belum memahami infografis.
§
Selanjutnya
guru meminta peserta didik untuk membaca Pantun Pemantik. Pada Bab 8 pantun Pemantik berisi pantun teka teki
untuk mendukung pemahaman bermakna pada
topik yang dibahas. Setelah membaca
pantun pemantik, peserta didik dapat mengerjakan kegiatan Aktivitas 1 yaitu respon terhadap pantun.
§
Setelah
membaca Pantun Pemantik peserta didik diminta untuk untuk mendiskusikan tentang cara mengembangkan sikap toleran
§
Guru
meminta peserta didik untuk membaca rubrik Mari bertafakur yang berisi tentang praktik toleransi antar umat beragama
yang sangat menginspirasi di desa Desa Gedong,
Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang.
§
Setelah
membaca rubrik Mari bertafakur peserta didik merespon rubrik Mari Bertafakur dengan melakukan
kegiatan Aktivitas 2.
§
Kemudian
guru memberikan kata kunci topik yang akan dibahas. Kata kunci terdapat pada rubrik Titik Fokus.
§ Guru meminta peserta didik untuk
mulai membahas materi pelajaran dan kegiatan-kegiatan
rubrik Talab Al-Ilmi . Metode yang diterapkan untuk mencapai Capaian Pembelajaran pada Bab 8 disarankan
menggunakan tiga metode yang dibagi pada 3 pekan pertemuan yaitu:
a) Pertemuan pertama: teknik
student teams achievement division (STAD)
Aktivitas yang dilakukan yaitu:
§ Guru menyampaikan pokok materi yaitu toleransi kemudian kelompok
mempelajari
§ Setiap anggota kelompok mendapatkan kuis untuk dikerjakan sendiri-sendiri
§ Setiap anggota yang memiliki skor di atas standar, dapat memberikan skor
nilai kepada anggota lain besar
b) Pertemuan kedua: metode
pembelajaran berbasis masalah
Aktivitas yang dilakukan adalah:
§ mengorientasikan masalah yang terkait dengan kasus toleransi.
§ merumuskan jawaban atas permasalahan.
§ Peserta didik mempresentasikan hasil pemecahan masalah
§ Guru dan peserta didik mengevaluasi proses pemecahan masalah
c) Pertemuan ketiga: model
pembelajaran berbasis produk
Aktivitas yang dilakukan:
§ Peserta didik membuat quote yang berisi pentingnya toleransi dalam
ajaran Islam.
§
Mempresentasikan hasil produk
Kegiatan Penutup (10 Menit)
§
Siswa
dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.
§
Refleksi
pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk mengetahui
ketercapaian proses pembelajaran dan perbaikan.
§
Menginformasikan
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya.
§
Guru
mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi tetap semangat
belajar dan diakhiri dengan berdoa.
V. ASESMEN
a. Penilaian sikap
Berbentuk penilaian diri yang dikemas dalam rubrik
Diriku. Guru memperbanyak format penilaian diri yang terdapat di buku peserta didik
sebanyak jumlah peserta didik kemudian meminta mereka untuk memberikan tanda
centang (√) di bawah gambar emotikon wajah sesuai keadaan sebenarnya.
Apabila peserta didik yang belum menunjukkan sikap
yang diharapkan dapat ditindak lanjuti dengan melakukan pembinaan oleh guru,
wali kelas dan atau guru BK.
b. Penilaian pengetahuan
Ditulis dalam rubrik Rajin Berlatih berisi 10 soal
pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban dan 5 soal uraian. Soal tersedia di
buku peserta didik
c. Penilaian keterampilan
Dimuat dalam rubrik Siap Berkreasi untuk menilai
kompetensi peserta didik dalam kompetensi keterampilan.
Penilaian keterampilan pada bab ini adalah:
1) Membuat
membuat quote yang berisi pentingnya toleransi dalam ajaran Islam. Kreasikan quote itu dalam
bentuk media digital
Contoh Rubrik Penilaian Produk :
Nama Kelompok :
Anggota :
Kelas :
Nama Produk :
No |
ASPEK |
SKOR (1-5) |
||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
||
1 |
Perencanaan |
|
|
|
|
|
a) Persiapan |
|
|
|
|
|
|
b) Jenis
Produk |
|
|
|
|
|
|
2 |
Tahapan Proses
Pembuatan |
|
|
|
|
|
a) Persiapan
Alat dan Bahan |
|
|
|
|
|
|
b) Teknik
Pengolahan |
|
|
|
|
|
|
c) Kerjasama
Kelompok |
|
|
|
|
|
|
3 |
Tahap Akhir |
|
|
|
|
|
a)
BentukPenayangan |
|
|
|
|
|
|
b) Inovasi |
|
|
|
|
|
|
c) Kreatifitas |
|
|
|
|
|
|
Total Skor |
|
Keterangan Penilaian:
Perencanaan:
1 = sangat
tidak baik, tidak ada musyawarah dan penentuan produk sesuai topik
2 = tidak
baik, ada musyawarah dan tapi tidak ada penentuan produk sesuai topik
3 = cukup
baik, ada musyawarah tapi tidak diikuti semua anggota kelompok dan ada
penentuan produk tapi tidak sesuai topik
4 = baik,
ada musyawarah tapi tidak diikuti semua anggota kelompok dan ada penentuan
produk sesuai topik
5 = sangat
baik, ada musyawarah diikuti semua anggota kelompok dan ada penentuan produk
sesuai topik
Tahapan Proses
Pembuatan
1 = sangat
tidak baik, tidak ada alat dan bahan, tidak mampu menguasai teknik pengolahan
dan tidak ada kerjasama kelompok
2 = tidak
baik, ada alat dan bahan dan tidak mampu menguasai teknik pengolahan dan tidak
ada kerjasama kelompok
3 = cukup
baik, ada alat dan bahan dan mampu menguasai teknik pengolahan dan tidak ada
kerjasama kelompok
4 = baik,
ada alat dan bahan dan mampu menguasai teknik pengolahan dan ada kerjasama
beberapa anggota kelompok
5 = sangat
baik, ada alat dan bahan dan mampu menguasai teknik pengolahan dan ada
kerjasama kelompok
Tahap akhir
1 = sangat
tidak baik, tidak ada produk
2 = tidak
baik, ada produk tapi belum selesai
3 = cukup
baik, ada produk bentuk penayangan proporsional sesuai topik tapi belum ada
inovasi dan kreativitas
4 = baik,
ada produk bentuk penayangan proporsional sesuai topik ada kreativitas tapi
belum ada inovasi.
5 = sangat
baik, ada produk bentuk penayangan proporsional sesuai topik ada kreativitas
dan inovasi
Petunjuk
Penskoran :
Perhitungan skor
akhir menggunakan rumus :
Skor yang diperoleh |
x 100 = |
Skor maksimal |
2) Publikasikan quote itu di
media sosial yang kalian miliki
VI. PENGAYAAN
DAN REMEDIAL
Pengayaan
Peserta didik
yang sudah mencapai ketuntasan belajar selanjutnya dapat mengikuti kegiatan
pengayaan berupa pendalaman materi dengan membaca rubrik Selangkah Lebih Maju
yang berjudul Inspirasi Q.S. al-Hujurat/49: 10 -14 tentang Persaudaraan Islam
Remedial
Peserta didik
yang belum mencapai ketuntasan belajar berdasarkan kriteria ketuntasan minimal
yang ditetapkan diharuskan mengikuti kegiatan remedial. Langkahnya guru
menjelaskan kembali materi tentang toleransi. Remedial dilaksanakan pada waktu
tertentu sesuai perencanaan penilaian.
VII. REFLEKSI
GURU DAN PESERTA DIDIK
Aktivitas
refleksi pada buku ini memuat tiga macam rubrik yaitu Inspirasiku, Aku Pelajar
Pancasila dan Pojok Digital
Implementasi
aktivitas refleksi sebagai berikut:
§
Guru
meminta peserta didik membaca kisah inspiratif dalam rubrik Inspirasiku.
§
Guru
meminta peserta didik menyimpulkan isi kisah inspiratif sebagai bentuk refleksi diri.
§
Peserta
didik untuk membaca rubrik Aku Pelajar Pancasila dan melakukan refleksi diri terkait dengan profil
tersebut.
§ Peserta didik dapat bermain game
atau kuis dengan cara scan barcode yang
ada di pojok digital yang berfungsi sebagai asosiasi dalam proses pembelajaran
LAMPIRAN- LAMPIRAN |
LAMPIRAN 1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Aktivitas 1
Diskusikan dengan teman sekelompok tentang cara
mengembangkan sikap toleran.
Aktivitas 2
Siswa yang budiman, di sebuah desa yang jauh di
perkotaan, tepatnya di desa Desa Gedong, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten
Semarang, kalian dapat menemukan praktik toleransi antar umat beragama yang
sangat menginspirasi. Di desa tersebut ada sebuah masjid dan kapel (gereja
kecil), yaitu Masjid al-Muttaqin dan Kapel Fransiskus Xaverius XVII yang saling
berhadapan dan hanya dipisahkan oleh jalan setapak.
Setiap satu bulan sekali, Warga Desa Gedong bergotong
royong bersama-sama membersihkan dua tempat ibadah itu. Biasanya saat gotong royong
membersihkan tempat ibadah itu, warga desa dibagi dalam dua kelompok. Semua
saling membantu membersihkan area tempat ibadah tanpa memandang agama satu
dengan yang lain.
Kegiatan rutin tersebut sempat terhenti selama pandemi
Covid-19 beberapa waktu lalu. Disebabkan adanya pandemi, masyarakat dihimbau beribadah
di rumah. Oleh karena itu masjid dan gereja sempat tidak digunakan selama
beberapa waktu. Setelah penyebaran covid-19 mulai terkendali, pada Hari Jumat,
25 September 2020, warga Desa Gedong kembali bergotong royong membersihkan dua
tempat ibadah itu.
Masjid al-Muttaqin dan Kapel Fransiskus Xaverius XVII
dibangun pada tahun 1980-an. Berdirinya dua tempat ibadah itu tidak menyebabkan
masyarakat tersekat dalam kelompok agama masing-masing. Selama tiga puluh tahun
setelah berdirinya dua rumah ibadah itu, masyarakat Desa Gedong hidup saling
tolong menolong dan hidup berdampingan secara harmonis.
Sumber: Dikutip
dari
https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-5188530/indahnya-toleransi-warga-semarang-gotong-royong-bersihkan-masjid-kapel
§ Apakah di tempat tinggalmu ada kegiatan gotong royong seperti cerita di
Desa Gedong tersebut? Ceritakan kepada teman satu kelompokmu!
§ Pilihlah satu cerita yang paling inspiratif kemudian buatlah ringkasan ceritanya!
Aktivitas 3
Temukan ragam perbedaan di lingkungan kalian
masing-masing, seperti suku, agama, ras, organisasi sosial, politik, cara
beribadah dan lain-lain. Isikan temuan kalian di tabel berikut!
Aktivitas 4
§ Siswa yang budiman, apakah kalian punya pengalaman mengembangkan
toleransi antar dan intern umat beragama? Ceritakan pengalaman kalian kepada
teman satu kelompok.
§ Pilihlah satu cerita yang paling inspiratif di kelompok kalian untuk dinarasikan
dan dipresentasikan kepada kelompok lain.
Aktivitas 5
§ Buatlah kliping tentang liputan (3 berita) yang menginformasikan praktik
toleransi beragama di masyarakat!
§ Buatlah analisis terhadap kliping tersebut dengan tabel analisis
berikut!
Aktivitas 6
Perhatikan kisah berikut ini! Diskusikan secara
kelompok! Simpulan apa yang bisa kalian rumuskan?
Kisah Toleransi di Balik Pembangunan Masjid Istiqlal
Masjid Istiqlal memiliki kisah toleransi di balik
pembangunannya. Masjid Istiqlal merupakan cita-cita Bung Karno dan umat Islam
setelah kemerdekaan. Saat itu Bung Karno Bung Karno menginginkan sebuah tempat
ibadah yang juga berfungsi sebagai ruang dakwah, musyawarah, pendidikan, dan
kesejahteraan masyarakat.
Kemudian dibuatlah sayembara desain Masjid Istiqlal
pada 1955. Pemenang sayembara tersebut adalah Frederich Silaban, seorang arsitek
yang beragama protestan. Bung Karno kemudian menyematkan julukan By the Grace of God (Dengan Rahmat Tuhan) pada Silaban. Silaban juga kerap disebut sebagai
arsitek pengukir sejarah toleransi di Indonesia.
Lokasi Istiqlal yang berdampingan dengan Gereja
Katedral juga menyimbolkan keberagaman. Awalnya Bung Hatta mengusulkan agar Masjid
Istiqlal dibangun di di kawasan Thamrin. Alasannya, saat itu, banyak umat Islam
tinggal di daerah tersebut. Namun Bung Karno memiliki pertimbangan lain. Bung
Karno memilih di bekas Taman Wilhemina yang atau bersebelahan dengan Gereja
Katedral Jakarta.
Bung Karno mempertimbangkan tentang keberagaman bangsa
Indonesia, mulai dari agama, suku, budaya, bahasa dalam pemilihan lokasi.
Pendirian masjid yang bersanding dengan katedral mencerminkan bahwa bangsa ini
memiliki toleransi yang tinggi.
Sumber: Dikutip
dari
https://www.republika.co.id/berita/pnbv79282/kisahtoleransi-di-balik-pembangunan-masjid-istiqlal
Aktivitas 7
1. Meyakini
bahwa Islam mengajarkan toleransi
2. Menjalankan
toleransi beragama
3. Menolak
perilaku intoleran dalam beragama
4. Menghargai
dan menghormati keragaman suku, agama, ras, dan golongan
5. Bersama-sama
melawan intoleransi dalam kehidupan beragama
6. Mengampanyekan
sikap toleran secara kreatif
§ Bagaimana pendapat kalian tentang profil pelajar Pancasila tersebut?
§ Apakah kalian sudah sesuai dengan profil tersebut?
§ Narasikan pendapat dan pandangan kalian di buku tulis masing-masing!
LAMPIRAN 2
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK
1. Toleransi
merupakan sikap menghormati orang lain atas pelaksanaan hak-haknya. Toleransi
mengarahkan kepada sikap terbuka dan mengakui adanya perbedaan, baik suku,
agama, ras, maupun antar golongan (SARA). Toleransi mengajarkan bahwa setiap
orang, dalam berbagai perbedaan itu, memiliki hak yang harus dihormati. Selain
hak untuk dihormati, setiap orang juga memiliki hak untuk menjalankan
keyakinannya dalam perbedaan masing-masing.
2. Sikap toleran
dalam kehidupan beragama akan dapat terwujud apabila ada kebebasan dalam
masyarakat untuk memeluk agama sesuai dengan keyakinannya. Prinsip kebebasan
beragama sangat dianjurkan dalam ajaran agama Islam. Islam melarang secara
tegas untuk melakukan pemaksaan agama terhadap orang lain.
3. Bangsa
Indonesia adalah bangsa dengan jumlah pemeluk Islam yang terbesar di dunia. Ada
keragaman di tengah jumlah pemeluk Islam yang sangat besar itu. Umat Islam
Indonesia mengekspresikan keislamannya dengan cara yang berbeda-beda. Ada
kemajemukan yang sangat kompleks, mulai dari cara beragama, budaya, organisasi,
sosial, sampai keragaman politik. Di tengah keragaman yang sangat kompleks ini,
perlu dikembangkan sikap toleran intern umat Islam.
4. Toleransi
merupakan ajaran yang sangat mendasar dalam Islam. Toleransi dipraktikkan oleh
Nabi Muhammad Saw dan para sahabat semenjak awal. Banyak praktik toleransi yang
bisa kalian pelajari pada masa itu. Toleransi juga dipraktikkan pada masa-masa
setelah Rasulullah Saw, yaitu pada saat Islam berkembang ke berbagai penjuru
dunia melalui para penguasa Islam di setiap zamannya.
LAMPIRAN 3
GLOSARIUM
Generasi toleran : konsep
modern untuk menggambarkan sikap saling
menghargai dan kerja sama antara kelompok masyarakat dengan beragam perbedaan.
Toleransi : sikap
menghormati orang lain atas pelaksanaan hak-haknya.
Harmoni antar dan intern
umat beragama : kerukunan
yang terjalin antara sesama pemeluk agama di dalam lingkungannya, islam dengan sesama islam,
kristen dengan sesama kristen dsb dimana yang dijadikan pedoman dasar untuk
melakukannya adalah ajaran agama masing-masing.
LAMPIRAN 4
DAFTAR PUSTAKA
Arjanggi dan Suprihatin. Metode Pembelajaran Tutor
Teman Sebaya Meningkatkan Hasil Belajar Berdasarkan Regulasi Diri.
Makara-Sosial Humaniora, Vol.14, No,2, Desember 2010
Benson Bobrick, 2012. The Chalip’s Splendor: Islam and The West in The Golden
Age of Baghdad, New York: Simon dan Schuster
Dar al-‘Ilm, 2011. Atlas Sejarah Islam, Jakarta: Karya
Media
Daryanto, 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media
Erwandi Tarmizi, 2005.Rukun Iman, Rabwah: Bagian
Terjemah Bidang Riset dan Kajian Ilmiyah Universitas Islam Madinah
Hamzah B. Uno, 2012. Model Pembelajaran Menciptakan
Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Iif Khoiri Ahmadi Sofan Amri, 2010. Proses
Pembelajaran Inovatif dan Kreatif dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Putakarya
Istarani, 58 Model Pembelajaran Inovatif, Medan; Media Persada 2014 Jakarta: PT Prestasi Pustakarya, 2013
Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an, 2014.Tafsir Al-Qur’an Tematik Jilid 1, Jakarta: Pustaka Kamil
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an, 2014. Tafsir Al-Qur’an Tematik Jilid 2, Jakarta: Pustaka Kamil
Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an,2014. Tafsir Al-Qur’an Tematik Jilid 4, Jakarta : Pustaka Kamil
M. Abdul Wahab, 2018. Berilmu Sebelum Berhutang, Jakarta: Rumah Fikih Publishing
Masdar Farid Mas’udi, 2013. Syarah UUD 1945 Perspektif Islam, Jakarta: PT Pustaka Alvabet.
Melvin L. Siberman. 2014. Active Learning; 101 Cara Belajar Peserta didik Aktif. Bandung: Nuansa Cendekia.
Moh Quraish Shihab, 2000. Tafsir Al Mishbah: Pesan,
Kesan dan Keserasian Al- Qur’an. Jakarta: Lentera hati.
Mu’ammal Hamidy, 2011. Islam dalam Kehidupan Keseharian, Surabaya: Hikmah Press
Muhammad ibn Ṣaliḥ al-Uṣaimin, 2004. Syarḥ al-arbain̅
al-nawawiyyah, Dar al-surayya
Muhammad Muslih, 2019. Jalan Menuju Kemerdekaan: Sejarah
Pancasila, Klaten: Cempaka Putih,
Mukhlis M. Hanafi (ed.) 2014. Asbàbun-Nuzùl, Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an
Mulyatiningsih, Endang. 2012. Analisis Model-Model Pendidikan Karakter
Untuk Usia Anak-Anak, Remaja Dan Dewasa. Yogyakarta:
UNY
Nurcholis Madjid, 2008. Islam Doktrin dan Peradaban, Dian Rakyat, Jakarta
Nurcholish Madjid, 2008. Pintu-Pintu Menuju Tuhan, Jakarta: Dian Rakyat
Philip K. Hitti, 2002. History of The Arabs: From The Earliest Times to The
Present, revised 10th edition, New York: Palgrave Macmillan
Pusat Data dan Analisa Tempo, Ilmu dan Terknologi,
2019. Penjelasan Lengkap Proses Membuat Hujan Buatan, Mahal atau Murah,
Jakarta: Tempo Publishing,
Robert E. Slavin, 2010. Cooperatif Learning, Bandung : Nusa
Media.
Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta. Index.
Saminanto. 2010. Penelitian Tindakan Kelas Semarang: RaSAIL Media Group
Sofan Safari, Pengembangan dan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum
2013
Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin, 2010.Syarah
Shahih Al-Bukhari Jilid 4, Jakarta: Darus Sunnah
Syaikh Salim bin Ied al-Hilali, 2005. Syarah Riyadhush Shalihin, terj.
Bamualim dan Geis Abd, Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i,
Trianto, 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Kontruksvitis, Jakarta: Prestasi Pustaka.
_______, 2011. Model Pembelajaran Terpadu Konsep,Strategi Dan
Implementasinya Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta : Bumi Aksara.
Zainal Aqib, 2013. Model-Model, Media, Dan Strategi Pembelajaran
Kontektual Inovatif, Bandung; CV Rama Widya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar