KELOMPOK
YANG MENDAPAT NIKMAT
Yang menjadi pertanyaan kita kemudian dan perlu kita bahas dalam
tulisan ini adalah: siapakah yang dimaksud dengan orang-orang yang telah Allah
anugerahkan nikmat kepada mereka?. Untuk menemukan jawabannya, maka kita
perlu merujuk kepada firman Allah di dalam surat An Nisa:69, karena di dalam
ayat itu disebutkan tentang mereka yang diberi nikmat, ayat tersebut artinya: Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan
Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi
nikmat oleh Allah, yaitu: para nabi, shiddiqin, syuhada dan shalihin. Dan
mereka itulah teman yang sebaik-baiknya (QS 4:69).
Oleh karena itu, amat penting bagi kita untuk membahas empat
kelompok yang dianugerahi kenikmatan oleh Allah Swt, suatu kenikmatan yang tak
ternilai harganya, bahkan tanpa kenikmatan ini, kenikmatan lainnya menjadi tak
ada artinya, yakni nikmat diturunkannya agama Islam sebagai agama yang benar
yang dipegang erat-erat dan diperjuangkan oleh empat kelompok ini. Dengan
demikian, permohonan kita kepada Allah Swt untuk mendapatkan petunjuk dapat
kita capai dengan gambaran yang jelas, yakni dengan meniru dan mengikuti pola
hidup empat kelompok tersebut, bukan ingin memperoleh petunjuk tapi tidak mau
mengikuti pola hidup sebagaimana kehidupan empat kelompok tersebut. Karena itu
empat kelompok yang dimaksud perlu kita pahami
1. NABI-NABI.
Para Nabi adalah orang-orang yang dipilih oleh Allah Swt untuk
menerima wahyu dan menyebarluaskannya kepada umat manusia. Karenanya para Nabi
harus besikap benar, memiliki kesungguhan dalam perjuangan dan menegakkan
nilai-nilai kebenaran itu dan siap menanggung resiko dalam perjuangan
menegakkan nilai-nilai kebenaran, karena itu para nabi harus kita teladani
dalam kehidupan ini dan manakala kita telah merneladaninya, berarti kita telah
memperoleh hidayah sebagaimana yang kita minta di dalam surat al fatihah. Para
Nabi atau Rasul yang harus kita teladani itu tercermin di dalam firman Allah
yang artinya: Sesungguhnya telah
ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah (QS 33:21).
2. SHIDDIQIN.
Secara harfiyah, shiddik artinya benar, ini berarti shiddiqin
adalah orang yang selalu bersikap, berbicara dan bertingkah laku yang benar
atau jujur. Para shiddiqin termasuk orang yang diberi nikmat oleh Allah karena
dengan sikap, pembicaraan dan tingkah lakunya yang benar akan membuatnya selalu
mengarah atau berorientasi pada kebaikan, sedangkan kebaikan akan
mengantarkannya kepada syurga, ini merupakan kenikmatan yang sangat berarti,
dalam suatu hadits,Rasulullah Saw bersabda yang artinya: Hendaklah kamu bersikap jujur, karena
kejujuran itu membawa kamu kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa kamu kepada
syurga (HR. Bukhari).
Karena di dalam al fatihah kita amat berharap mendapat petunjuk sebagaimana Allah telah memberikan petunjuk itu kepada orang-orang yang diberi nikmat, itu berarti dalam hidup ini kita amat dituntut untuk meneladani para shiddiqin, bahkan dalam kehidupan sehari-hari, kita juga amat dianjurkan agar bergaul akrab dengan orang-orang yang shidik (benar) meskipun kita sudah menunjukkan ketaqwaan kita kepada Allah, Allah berfirman yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan hendaklah kamu bersama-sama orang-orang yang benar (QS 9:119).